Demam batik rupanya tengah melanda negeri ini. Hampir semua outlet pakaian di pusat perbelanjaan berlomba-lomba menyuguhkan koleksi busana bernuansa batik dengan motif dan model yang beraneka ragam. Ada batik bermotif modern yang didominasi oleh warna – warna terang. Ada juga batik bermotif klasik khas Yogyakarta dan Solo dengan paduan warna yang lebih gelap. Baik batik dengan motif modern maupun klasik, semakin diminati karena ditampilkan dengan cutting lebih modern dan casual.
Semula, busana dengan nuansa batik hanya dapat dijumpai dengan mudah di daerah – daerah asal batik tersebut. Namun pesona batik yang kian mem-booming membuatnya kini semakin merajalela. Para pecinta batik di ibu kotapun kini tidak perlu jauh –jauh pergi ke daerah – daerah asal penghasil batik, karena busana dengan sentuhan ajaib kain batik tersebut dapat di temui dengan mudah di pusat – pusat perbelanjaan manapun di kota Jakarta.
Minat masyarakat yang besar terhadap kain batik merupakan sebuah fenomena yang patut di acungi jempol karena secara tidak langsung telah menunjukkan kepedulian masyarakat Indonesia terhadap warisan budaya bangsa. Namun, meskipun pamor batik saat ini semakin menanjak, koleksi batik yang diekspolarasi masih terbatas pada batik – batik asal daerah tertentu di pulau Jawa, seperti dari daerah ‘the big four’, yaitu Pekalongan, Solo, Yogyakarta, dan Cirebon.
Tak dapat dipungkiri bahwa keempat kota tersebut merupakan kota penghasil batik terbesar di nusantara ini. Namun jika kita telusuri kembali, sebenarnya batik tidak hanya melulu berasal dari keempat daerah tersebut. Ada corak – corak batik yang tak kalah cantiknya dari batik asal daerah the big four di atas yang mungkin saja luput dari pengamatan kita. Misalnya saja, batik Lasem, batik Jambi, batik Bandung, batik Semarang, batik Madura, hingga batik Kalimantan. Meskipun batik – batik tersebut merupakan pengembangan dari batik – batik Jawa pada umumnya, namun tiap – tiap kain batik memiliki makna dan cirri khas berbeda-beda yang mewakili daerah asal masing-masing yang kemudian dituangkan pada motif dan warna lukisan batik itu sendiri.
Sebagai contoh, meskipun jarang terekspos, namun batik asal Bandung memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perkembangan batik di nusantara. Pada batik Bandung, motif yang dikembangkan berupa motif tradisional seperti parang dan kawung serta motif modern seperti motif batik tambal atau patchwork. Yang membuat batik Bandung terlihat berbeda dari batik manapun adalah coraknya yang memiliki ciri khas geometris seperti garis, titik, kotak, maupun segitiga di antara lukisan untaian bunga atau daun yang menjadi corak utama batik.
Selain batik – batik dari pulau Jawa, ada pula batik dari luar Jawa yang corak – coraknya tak kalah memikat. Salah satunya adalah batik Kalimantan. Meskipun batik Kalimantan juga merupakan pengembangan dari batik Jawa, namun batik Kalimantan memiliki keunikan yang tidak di miliki oleh batik asal manapun karena sebagian besar motif-motifnya diadopsi dari budaya suku Dayak. Motif – motif batik asal Borneo ini biasanya berupa lukisan bulu burung enggang, patung, ukiran kayu, tameng dan ragam hiasnya, serta ornamen-ornamen yang ada pada seraung (topi khas suku Dayak).
Sedangkan warna-warna yang mendominasi batik Kalimantan adalah warna – warna cerah seperti kuning, hijau, merah, biru serta warna hitam. Paduan warna – warna cerah dan hitam yang dihiasi oleh motif – motif khas dari budaya suku Dayak diatasnya, membuat batik ini terkesan amat eksotik. Garis, titik serta simbol yang tertuang pada motifnya memang cenderung sederhana, namun dapat dengan mudah dikenali bahwa batik tersebut berasal dari Borneo Island.
Di pasaran, kain batik Kalimantan pada umumnya dijual dalam bentuk sarung, kain sarimbit (sepasang untuk suami istri) maupun setelan selendang. Dengan cutting yang tepat, yaitu modifikasi pakaian tradisional suku Dayak maupun cutting modern yang disesuaikan serta pengaplikasian pernak – pernik khas Kalimantan berupa manik – manik dan batu-batuan, kecantikan Batik Kalimantan dapat menambah semarak tren fashion dengan nuansa batik nusantara yang tengah mem-booming saat ini..
Tidak hanya batik Kalimantan saja, batik – batik asal Bandung, Lasem, Madura, Semarang, Jambi maupun daerah – daerah lain yang kurang terekspos tersebut juga dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan tren fashion batik yang tengah berkibar, sebab masing-masing memiliki keindahan dan keunikan berbeda satu sama lain. Namun tentu saja harus ditampilkan dengan cutting yang tepat dan dilakukan dengan ekplorasi yang maksimal supaya dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.
Mei, 2008
Yupz// Betul apa yang ditulis dalam artikel ini bahwa batik bukan semata-mata dari 4 kota tersebut. namun yg perlu dicatat adalah bahwa batik dari ke 4 tempat tersebut mempunyai latar belakang dan sejarah yang pajang… dan motif2 serta corak warnanya mempunyai flosofi-filosofi yang melatar belakangi pembuatan kain batik tersebut, sehingga batik2 tersebut mempunyai aura kesakralan dan bahkan pada motif-motif tertentu dapat menambah kewibawaan bagi sang pemakainya..
setujuuuu….